Kejadian-kejadian yang sering datang dalam kehidupan saya, selalu membuat saya untuk menulis dalam blog ini ....
Suatu waktu di selasa pagi hari dimeja kerja saya, suatu disposisi dari atasan saya " Agar hadir mewakili Perusahaan". Seperti biasa saya belum membaca secara detail karena masih ada waktu dari target dan letakan dalam surat-surat yang saya harus tindak lanjuti di pojok kanan meja kerja saya. Sore hari sebelum saya pulang saya baru membaca secara detail surat tersebut. Surat tersebut menjelaskan menjelaskan bahwa saya harus memberikan sepatah dua patah kata di acara penyerahan sumbangan atas kerjasama perusahaan saya bekerja dan mitra perusahaan.
Entah kenapa tiba-tiba pikiran saya langsung teringat akan surat Al-QurAn yang saya baca beberapa hari sebelumnya. Surat tersebut sangat sederhana namun bagi saya sangat mengena sehingga surat tersebut saya masukan pada akhir sepatah dua patah kata saya. Al Balad 12-18 :
"....Taukah kamu apakah yang dimaksud dengan menempuh jalan yang medaki dan sulit itu.
Membebaskan perbudakan atau memberikan makan di hari kelaparan keapda anak yatim yang memiliki hubungan kerabat, sebagai belas kasiahan karena keakraban dan kemiskinannya.
Atau kepada orang miskin yang sangat fakir dan membutuhkan.
Kemudian menjadi golongan orang2 yang beriman yang saling menasehati diantara mereka dengan kesabaran dan kasih sayang
Mereka yang memiliki sifat2 ini adalah orang2 yang berbahagia dan termasuk dalam golongan kanan...."
Kalau kita lihat terjemahan yang ada dan tidak seharusnya saya mentafsirkan, namun saya mencoba menuliskan apa yang saya rasakan dari terjemahan tersebut. Semoga Allah SWT memaafkan apabila saya memiliki kesalahan persepsi dari apa yang tertulis didalamnya.
Dari ayat-ayat itu saya merasakan bahwa ternyata dalam kehidupan karir selama hidup seseorang yang paling sulit adalah memberikan nafkah kepada fakir miskin serta saling menasehati dengan kesabaran dan kasih sayang. 43 tahun saya menggeluti kehidupan dan mencoba memahami arti karir, saat membaca ayat tersebut saya merasa bahwa karir kehidupan saya seperti tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pengurus panti asuhan atau rumah anak yatim...... Oh My God....Dalam kehidupan karir seseorang, terkadang lebih fokus kepada pengumpulan harta, dan terkadang lupa akan kekuasanNya. Semua itu tidak ada artinya apabila harta dan kekayaan yang dicapai seseorang dalam perjalanan karirnya tidak di manfaatkan untuk fakir miskin seperti pada ayat yang ditulis diatas.
Namun sebaliknya betapa mulianya pemilik dan pengurus-pengurus panti asuhan yang berakhlak baik, karena telah mencapai karir terbaik menurut Allah SWT. Sehingga janganlah pernah kita berbangga diri terhadap apa yang telah miliki sebelum mampu berbagai kepada fakir miskin.
Semoga Allah selalu mengingatkan kita dan memberikan kemudahan untuk dapat menempuh jalan yang sulit dan mendaki.
LCCT ..... menunggu flight to CGK
No comments:
Post a Comment